Ginda: Partisipasi Politik Anak Muda Sangat Penting!

 

Anggota DPRD Solo, Ginda Ferachtriawan pada talkshow Anak Muda Melek Politik di FIB UNS, Jumat (19/4/2024). Foto oleh Berliana

 

SOLO – Anggota DPRD Solo Ginda Ferachtriawan mengatakan partisipasi politik anak muda sangat penting. Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 kemarin menjadi salah satu wadah bagi anak muda untuk turut serta dan aktif dalam dunia politik. Partisipasi anak muda dapat membawa pengaruh bagi terciptanya negara demokrasi.

Hal ini disampaikannya dalam talkshow Anak Muda Melek Politik di FIB UNS pada Jumat (19/4/2024).

Menurut Ginda pentingnya berpolitik bagi anak muda karena kebijakan-kebijakan publik seperti kebijakan eksekutif, legislatif, dan yudikatif selalu berada di ruang politik. Meski politik belum tentu ideal dan tidak akan sempurna, caranya dengan melibatkan semua yang ada di dalamnya, termasuk anak muda.

Strategi yang efektif agar anak muda melek politik seperti yang diungkapkannya pada talkshow kemarin, dengan diberikannya pendidikan politik. Menurut dia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang memiliki wewenang untuk mengadakan pendidikan politik bagi anak muda.

Di Indonesia, pendidikan politik belum terlaksana. Padahal siswa SMA sudah memiliki hak untuk memilih calon pemimpin negara.

“Di negara kita, pemilu masih menjadi hak, bukan kewajiban. Makanya masih banyak yang memilih untuk golput (golongan putih),” kata Ginda.

Ginda mengatakan selama menjabat sebagai anggota dewan, setiap tahunnya ada demo dari mahasiswa dan selalu menemui pendemo. Hanya sekali tidak dapat menemui karena berada di luar kota.

“Ketika ada demo, yang kami dapatkan hanya orasi, caci maki, dan kalimat-kalimat yang menurut saya kadang-kadang lucu,” ujar Ginda.

Dia menuturkan ketika ada demo, yang terlihat dari anggota dewan hanya komunikasi satu arah. Semua pendemo menyampaikan orasi, anggota dewan hanya disuruh untuk mendengarkan. Setelah orasi selesai, para dewan diminta untuk menandatangani kesepakatan yang diminta dari pendemo.

Dia juga menambahkan untuk tidak memilih calon pemimpin ataupun calon dewan karena disuruh orang tua, karena tetangga, tetapi memilih karena memang calon tersebut memiliki kompetensi di bidangnya. Politik sekarang yang dibutuhkan hanya popularitas dan modal, mengesampingkan kompetensi.

Selain itu, cara yang dapat dilakukan anak muda untuk ikut terjun dalam berpolitik ada dua. Pertama aktif, ikut ke dalam partai politik dan mengikuti aksi demo. Kedua pasif, biasanya hanya membaca dan mengikuti berita politik.

Ginda menganggap bahwa partisipasi anak muda sangat penting dalam membawa perubahan pada sistem politik negara ini. Dia juga menambahkan, ini saat yang paling tepat karena adanya bonus demografi. Pada pilkada yang akan diselenggarakan November, hampir semua pemilih adalah anak muda.

“Saya berharap kepada anak muda untuk perbanyak mencari background calon-calon politik. Teknologi sekarang sudah canggih, maka cara paling mudah dengan mencari nama calon di internet. Jangan terlalu fanatik dengan politik apalagi jika masih sekolah maupun masih menjadi mahasiswa,” ucap Ginda sebagai penutup talkshow.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tak Ada Salahnya Punya Mimpikan?

Keren! Mahasiswa Ini Biayai Kuliah Sendiri dari Hasil Ngonten di TikTok